Monday, February 24, 2014

Cerita pagi ini, traktiran istimewa

Hari baru di minggu yang baru, banyak semangat dan harapan positif di pagi hari, coba ditangkap satu persatu dan apa yang terjadi...beginilah ceritanya

Pagi ini akhirnya semangat itu dieksekusi setelah sudah dua minggu direncanakan dan sudah sekitar 6 bulan libur dari kegitan tersebut, yaitu olah raga. akhirnya tadi pagi disempatkan untuk joging meskipun hanya diatas treatmill. Bisalah 20mnt saja ditambahkan angkat angkat dikit sekedar kasi tau ke otot kalau jangan lemes terus, sekali sekali kencang dikit....juga sehat..

Setelah olah raga, pasti lapar...cari sarapan dulu sebelum ke kampus. Pilihan sarapan pagi ini, masi sama dengan hari hari sebelumnya yaitu...nasi pecel...asiklah pagi pagi, makan nasi pecel yang baru selesai dimasak...sebelumnya semua terasa biasa, kemudian terjadi lah hal yang tidak biasa....

Tiba-tiba... advisor saya mapir di tempat sarapan yang sama, dan dimulai kah cerita-carita yang tidak terjadi diruangan kuliah atau bimbingan mingguan....kesempatan nich, sangat tepat untuk menceritakan hal hal yang diluar penelitian.

Pembicaraan pun dimulai oleh beliau, pertanyaan standar...tinggal di mana...saya pun langsung melahap bulat bulat pertanyaan tersebut. diskusi pun terus berlanjut, saya menceritakan kisah saya sampai di kampus ini, dan siapa saja orang yang terkait didalamnya. Orang tersebut sebagian besar berada di ring dua atau tiga dari advisor saya, termasuk taman saya adalah keponakan beliau juga... ok. cukup dengan diskusi latar belakang tersebut, pembicaraan pun mulai menyangkut "Politik yang merambah di bidang Pendidikan"

Sampai pada satu pemisalan (n/b advisor saya jago memetafora sehingga apa yang sulit di pahami menjadi mudah), beliau menceritakan jiga rasa keilmuan/meneliti sudah mulai tercampur dengan politik, maka kebanggan kita sebagai orang dibidang pendidikan, mendidik, meneliti, dan merekayasa demi kemajuan suatu peradaban, akan hilang dan menjadi tidak ada rasanya lagi (sori, jika saya memoles cerita ini sediki, karena untuk menyampaikannya perlu kalimat yang sedikit berbunga agar terkesan bukan kalimat biasa).

Hal diatas terungkap ketika pembicaraan mulai mengarah ke daerah tempat saya dibesarkan, dan begitu juga advisor saya, meskipun setelah smp beliau berpindah domisili. Dulu waktu komunitas(baca : mayoritas) tersebut mulai dibangun, semangat awalnya masi ada dan para pendiri masi memegang teguh semangat tersebut. Namun setelah jaman berganti dan semangat tersebut tidak sempurnah transfer para murid, maka terjadilah peristiwa tarik menarik kepentingan dan berbuah seperti yang terjadi saat ini (para lulusan dari kubuh lain,untuk dapat menginjil harus ada sertifikat tertentu). Sayang sekali, sementara yang dituakan tidak meninggalakan mandat apapun, yang mudah malah bersaing saling menjatuhkan untuk medapatkan tahta tersebut, padahal mereka menyampingkan hal yaitu, mereka semua bekerja diladang Tuhan.

Ok, cerita diparagraf sebelumnya sangatlah sulit dicernah, namun itulah yang terjadi di kampung saya saat ini. Topik pembicaraan pun sedikit bergeser, membahas tentang kerja sama tentang universitas yang ada di daerah saya, hal yang hampir sama pun terjadi di univ yang ada di daerah saya. Para pendidik mulai kehilangan rasa kebanggaannya dan saling tikung untuk mendapatkan sesuatu yang bersifat material yang di hasilkan bukan dari sesuatu yang ilmuah. Hal ini yang tersus dilakoni sampai sampai proses mendidik orang mudah untuk menuju masa depan yang lebih beradap pun terabaikan, menjadi sekedar, bahkan tidak dapat bertampak apa apa pada daerah sendiri...(kesedihan sampai disini saja).

Sebelumnya kita buat batasan dulu, yang dimaksud dapat membangun adalah tanpa campur tangan orang lain atau para ahli...Nah, beginilah metafora dari advisor saya pagi ini.... Kita semua dapat membangun rumah... ok... siapa pun itu pasti dapat membangun rumah, pekerja kantoran, tukang bangunan dan insinyur. namun hanya mereka yang mengerti cara membangun dengan perencanaan dan desain awal yang matang yang dapat menghasilkan rumah dengan bentuk yang diingikan dan lebih kokoh bila diterjang oleh badai.

Metafora diatas ditujukan ke pada para ahli yang melupakan kemampuan utama mereka yaitu terus belajar, mengajar dan meneliti. Mereka bisa saja menggarap diluar bidang keahliannya, namun yang dapat dihasilkan hanyalah sesuatu yang secukupnya, untuk dapat sesuatu yang lebih, kerjakanlah keahlian kita dan nikmati prosesnya, maka yang akan dihasilkan adalah sesuatu yang kokoh, dan tahan teradap terjangan apa pun.

Ok sekian dulu cerita nongkrong asik dengan advisor di pagi hari, dengan cerita daerah, politik dan metaforanya...tidak ketinggalan traktiran nya.... n_nV (kesempatan yang datang dari surga....)

Monday, February 17, 2014

Memproyeksikan diri dengan penelitian yang ada didunia, Hipotesis

Dalam pendidikan paskasarjana, kita pasti diminta untuk menulis peper/ karya tulis yang adalah bukti bahwa kita telah melakukan penelitian dibidang tersebut dan telah dipublikasikan pada suatu konferensi.



Saat ini saya coba menunjukkan dimana posisi awal dari menulis peper dan mengirimkannya ke sebuah konferensi.

Ada ungkapan, agar kita dapat masuk dalam suatu bidang penelitian maka, buat peper dan kirimkan ke kongerensi yang membahas tentang bidang penelitian tersebut.

Ungkapan diatas itu benar, tetapi bagaimana proses sebenarnya yang ada dibalik ungkapan tersebut, fokus pada “buat pepar dan kirimkan ke konferensi”

Bagaimana proses peper itu dibuat, mungkin akan banyak pertanyaan yang muncul, diantaranya

Peper apa yang mau di tulis?
Untuk menulis harus mulai dari mana?
Minat bidang penelitian?
Takut apa yang dikerjakan telah di kerjakan oleh orang lain?
Takut di sebut plagiat.

Dan masi banyak lagi pertanyaan yang menyangkut kekawatiran kita sendiri.

Saya coba menggali sebenarnya dimana proses menulis itu berawal/ dimuali

“dimana proses menulis itu berawal/ dimuali”

Proses menulis dimulai saat kita tau apa yang akan ditulis. Hal yang akan ditulis adalah penelitian yang kita lakukan.

Penelitian apa yang kita lakukan, dapat diketahui dengan salah satu cara, mencari tau samapi sejauh mana saat ini penelitian dalam bidang yang kita minati.

Proses mencari tau tersebut dengan cara, membaca dan mengikuti artikel yang ada dalam suatu konferensi, yang mungkin di jadikan target kita untuk mempublikasikan penelitian kita.

Pelajari peper yang di publikasikan pada konferensi teresebut yang sesuai dengan minat kita. Tentukan suatu titik untuk memulai penelitian kita.

Mulai penelitian dari titik yang sudah di tentukan. Di sinilah proses menulis itu berawal




Saturday, February 15, 2014

Membaca Peper, Point Of View

Dari suatu sudut pandang, membaca peper ilmia ternyata tidak gampang dan memakan waktu, ditambah lagi jika peper tersebut sangat menarik, banyak sitasinya dan banyak juga dasar ilmu yang tidak kita mengerti. Untuk mengerti keilmuan yang dibahas, sudah otomatis kita harus melihat referensi dan mencari referensi yang kira-kira ilmunya belum kita mengerti.

mencari dan membaca paper yang di sitasi juga sama rumitnya. untuk menyelesaikan satu paper dengan menjelaja ke peper peper yang disitasinya kurang lebih dapat menghabiskan waktu satu minggu. Jika membaca peper diharuskan pada suatu mata kulia, dengan tuntutan setiap minggu harus merangkum lima buah peper....yah ampun satu peper aja untuk bisa dibaca dengan asik perlu waktu sekitar satu minggu, apa lagi ini 5 peper, berarti harus 5 minggu.....

OK.... dua paragraf di atas jika di tinjau dari sudut pandang terntu, yaitu untuk membaca satu paper perlu membaca peper yang disitas, dan untuk membuat tugas mingguan (membaca lima peper) adalah hal yang mustahil.....

Dari suatu sudut pandang, membaca peper ilmiah ternyata tidak gampang dan memakan waktu, ditambah lagi jika peper tersebut sangat menarik, banyak sitasinya dan banya juga dasar ilmu yang tidak kita mengerti. Untuk mengerti keilmuan yang dibahas, sudah otomatis kita harus melihat referensi dan mencari referensi yang kira kira ilmunya belum kita menerti.

mencari dan membaca peper yang di sitasi juga sama rumitnya. untuk menyelesaikan satu peper dengan menjelaja ke peper peper yang disitasinya kurang lebih dapat menghabiskan waktu satu minggu. jika membaca peper diharuskan pada suatu mata kulia, dengan tuntutan setiap minggu harus merangkum lima buah peper...maka untuk menyelesaikan tugas lima peper ini, gunakanlah satu peper utama dengan 5 peper atau lebih pada peper sitasinya.

Maka dengan itu tugas lima peper bisa diatasi, bahkan kita bisa memasukan rangkuman lebih dari 5 peper karena peper sitasi juga ikut dimasukkan...dan hal itu merupakan nilai tambah dari tugas ini....

Thursday, February 13, 2014

Kesempatan = Eksis, Tentang INVITED P A P E R

Selama bebrapa saat, menempu quest baru ini, telah bertemu dengan tulisa tulisan undangan, sangat senang ketemu dengan tulisan undangan ini karena hampir seluruh yang dicara atau pun yang tidak dicara dipaparkan dengan asik dalam tulisan mereka.

Namun maksud saya menulis blog disiang ini adalah...kesempatan = eksis.

Kesempatan, ada di mana mana, tetapi setiap kali kita tidak mendapatkannya karena belum ada persiapan. ok hal itu adalah masalah yang lain.

Apa yang dilakukan ketika kesempatan tersebut sudah ditangan....menggenggamnya sekuat mungkin jangan sampai lepas....itu juga tidak mungkin, karena biasanya kesempatan itu berbatas waktu. mau diapakan saja pasti akan selesai.

Kaitannya dengan paper yang sementara di baca... "INVITED PAPER" = kesempatan bagi mereka yang menerima undangannya.

Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para terundang untuk lebih memperkenalkan diri lagi, apa saja yang sudah mereka kerjakan dengan cara mengsitasi tulisan tersebut. Sehingga, untuk melihat hal apa saja yang terkait dengan topik undangan yang masi ada hubungannya dengan penelitian dari yang terundang, maka langsung saja lompat ke daftar pustaka. Control + F ketik nama yang terundang, Ting...... muncullah judul judul karya tulis dengan penulis yang sama dengan yang terundang.


Wednesday, February 12, 2014

Point of view, Requirement

Dalam perancangan selalu dimulai dengan wawancara kebutuhan atau masalah yang diutarakan oleh user, selanjutnya engineer dengan segala daya upaya mengsarikan bahan bahan yang sudah ada menjadi sekumpulan requirement.

Requirement atau dalam bahasa indonesia adalah syarat, tuntutan atau kebutuhan. Dari sisi engineer pasti akan menulisakan spesifikasi perangkat (Product Requirement) dari system tersebut, haruslah titik-titik, titik-titik, dan titik-titik.

Berdasarkan diskusi kemarin sore, mendapat pencerahan tentang requirement. Syarat apa yang harus ada pada sautu perangkat, agar perangkat tersebut dapat bersaing dipasaran.

Ternyata Requirement saja belum cukup. kata ini harus ditambahkan dengan kata lainnya sehingga menjadi.
  • Product Requirement.
  • Functional  Requirement.
  • Value Requirement.
Jika definisi dari Value Requirement ini jelas dan di jalankan sesuai rencana, maka perangkat tersebut dapat dipastikan berhasil di lapangan. Hal ini karena saat proses mengembangan, sudah memperhitungkan nilai apa yang didapat oleh pengguna (user).

Tuesday, February 11, 2014

Pemodelan, kesetimbangan

Bimbingan hari ini,

Sore tadi, dengan berani berangkat ketemu advisor, tanpa membawa progres dari hasil pembicaraan pertemuan sebelumnya, hanya dengan berbekal satu gambar yang belum lengkap dan satu kalimat sakti "jika tidak bisa diselesaikan di dunia, maka bawa ke surga dan eksekusi, setelah itu kembalikan hal tersebut ke dunia".

Begitu saktinya kalimat tersebut sehingga pembicaraan pun tentang kalimat tersebut mengalir dengan indahnya sampai harus dihentikan karena ada anak calon dibimbing, tiba tiba memecah konsentrasi dan datang dengan ide ide yang sangat berbeda dari topik pembicaraan sebelumnya.

Tentang pertemuan hari ini, beginilah kisahnya.....

Sebagai pembuka, saya menunjukkan sebuah grafik yang sudah di tambahkan dengan beberapa diagram sebagai idenya. Hal ini adalah sangat wajar karena untuk memulai sebuah percakapan dengan advisor, perlu triger yang membuat beliau tertarik sehingga dengan asiknya ide-ide dan tanggapan mengalir memenuhi ruang pertemuan senjah tadi.

Tanggapan dan sepakat mulai mengalir dari pada mahasiswa yang hadir. Beliau mulai memaparkan ide-ide yang ada, bahwa jika merancang sesuatu rancanglah sampai pada tahap atau komponen yang akan memberikan umpan balik pada sesuatu tersebut, sehingga proses yang terjadi dapat terus berputar dan terus digunakan sampai batas waktu tertentu.

Berbicara tentang komponen yang memberikan umpan balik atau kata asiknya adalah memberikan tanggapan. Tanggapan memang perlu sebagai cross cek apakah yang dikerjakan sudah sesuai atau tidak dengan hal hal yang telah ditentukan....

kayaknya mulai kurang asik nich membahas grafik yang pertama. jika memang begitu adanya, lompat saja ke "dunia agar dapat dibawa ke surga"

Topik yang kedua yang dibicarakan dengan beliau bertolak dari sebuah rutinitas proses perancangan dan pengembangan sebuah system. Ada tiga hal umum yang sering dilakukan dalam proses ini, yaitu Analisis, Modeling, dan Sintesis.

Sudut pandang yang coba dibangun adalah pada proses analisis, hasilnya adalah sebuah model, sama halnya pada proses sintesis, awalnya adalah model. Disini muncul pertanyaan, apakah yang dimaksud model pada proses analisis sama dengan model para proses sintesis.???

Pembicaraan mulai asik nich, tujuan yang sebenarnya adalah untuk meng sinkron kan istilah yang digunakan, agar pada kemudian hari tidak terjadi perbedaan pemahaman pada istilah yang digunakan.

Modeling....proses pemodelan, sementara "model" menurut advisor adalah representasi dari sesuatu untuk dipahami oleh orang atau komputer, menggambarkan bahasa tertentu yang bermaksud menunjukkan sebuah kesetimbangan.

Ambil kata kesetimbangan.

Kesetimbangan yang dimkasud disini adalah model tersebut adalah sebuah persamaan, kondisi setimbang.

Jika ditanyak apakah model dari analisis dan sintesis adalah sama, ternyata tidak. hal yang paling mendasar dari kedua model tersebut adalah dari mana model tersebut di hasilkan. Model dari hasil analisis adalah model observasi dan pada umumnya model tersebut bermasalah.

Model pada proses sintesis adalah model kreatif yang dihasilkan oleh perancang sesuai dengan batasan-batasan tertentu.

Sampai disini... modeling yang dimaksud dalam pengembangan dan perancangan sudah sangat jelas perbedaannya. nah selanjutnya apa yang dimaksud dengan dari dunia, bawa ke surga.....

Hal ini yang coba saya simpulkan berkaitan pembahasan tentang model tadi sore. yaitu
  1. Proses perancangan dimulai ketika ada masalah.
  2. Analisa masalah menghasilkan sebuah model
  3. Pada poin ini karena model dihasilkan dari analisa yang berdasarkan pada masalah tertentu, maka dapat dianggap model tersebut tidak setimbang dengan ideal yang ada, karena mungkin ada faktor pengganggu.
  4. Proses berpikir kreatif dengan memposisikan diri sebagai pemecah masalah dan menggunakan bahasa yang sama dengan yang digunakan pada model observasi, menambahkan faktor penggaggu agar tercapai suatu model yang setimbang.
  5. Diperolehlah sebuah model yang baru yang disebut model kreatif, model ini sudah pasti setimbang, jika tidak maka ini bukan solusi dari masalah yang ada,
  6. Model kreatif ini yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada (sintesis).
Dari poin poin diatas, sesuatu yang disebut "dunia adalah tahap 1, awal tahap 2 dan akhir dari tahap 6. yang disebut "surga" adalah akhir tahap 2 sampai awal tahap 6.

Jadi kesimpulannya adalah untuk menyelesaikan suatu masalah, jika tidak atau sulit di selesaikan dengan persamaan yang sudah ada, buatlah model dari masalah tersebut, selesaikan dalam alam pemikiran kita sendiri. hasil nalar dan ide yang ada, dituangkan kedalam bentuk bahasa tertentu, sehingga dapat dimengerti paling tidak pada komunitas tersebut.

Panjang lebar tentang penjelasan, dirasa perlu disediakan ilustrasi dunia dan sorga dalam hal ini, dunia dan surga. Ditunjukkan pada gambar dibawa.
Gambar: Surga dan dunia dari sudut pandang modeling.